Rabu, 21 Desember 2022

Aira dan BronkoPneumonia

 Jumat, 16 Desember 2022, Alia Hospital, Depok

Berawal dari sakit batuk pilek, diare dan demam, Mama merasa Adik nafasnya lebih cepat dari biasa. Biasanya saat Mas dan Adik tidur, mama suka perhatikan perut apakah kalian bernafas (ini sudah jadi kebiasaan Mama dari kalian lahir). Saat Mama perhatikan, nafas Aira terasa lebih cepat dan lebih dalam. Biasanya hanya perut yang bergerak, tetapi ini dada dan punggung ikut berkerak kencang dan dalam. Mama sudah ada feeling apakah mungkin Aira merasa sesak.

Pagi hari, kita bertiga pergi ke rumah sakit Alia Hospital di depan stasiun depok lama. Kata dokter Lestry, penyakit batuk, pilek, diare, demam, sesak yang kemarin dirasakan Aira adalah serangkaian gejala yang menunjukkan adanya penyakit di saluran pernafasan. Untuk memastikannya, Dokter menganjurkan untuk test laboratorium dan thorax. Hasilnya, benar bahwa ada bercak putih di paru2. Karena itu, Aira disarankan untuk menjalani rawat inap (ranap) mulai hari itu.

Selamat pagi Kota Depok

Aira diberikan selang oksigen agar membantu bernafas dengan lancar, diberikan antibiotik, obat batuk, pilek, dan juga inhalasi (uap) selama 3x dalam 1 hari. Alhamdulillah di hari ke-4 keadaan Aira sudah jauh membaik dan sudah diperbolehkan untuk pulang.

View dari lantai 5 Alia Hospital

Ini adalah pengalaman menjalani rawat inap pertama bagi Aira, yang saat itu sudah berusia 3 tahun.

Mama merasa campur aduk, karena Mama sudah menanti dan membayangkan akan menjalani liburan di akhir tahun dengan kalian, tapi dengan kejadian ini Mama diperingatkan oleh Allah SWT agar lebih banyak bersyukur lagi, bahwa kebersamaan dengan kalian lah yang paling diperlukan daripada hiburan.

Jadi kita liburannya di Rumah dulu ya, kita jalan2 dalam kota aja, kita makan ramen aja kesukaan Mas dan Aira :)

Yeaaay, selamat libur akhir tahun semuanyaaa 

Selasa, 23 Februari 2016

Kursi Prioritas Commuterline Depok-Sudirman

Semenjak bulan Agustus 2016, saya dan suami pindah ke rumah baru kami di daerah Depok, Jawa Barat. Pertimbangan kami adalah sistem commuterline yang sudah stabil dan armada yang banyak. Opsi untuk naik kendaraan pribadi juga dapat dipertimbangkan meskipun akan memakan waktu yang lebih lama. Setiap harinya kami naik commuterline untuk perjalanan rumah sampai kantor begitu juga sebaliknya. Semenjak saya dinyatakan hamil menurut USG dan dokter SpOG, ada perasaan senang karena saya berhak untuk memakai kursi priositas yang lokasinya berada di ujung tiap gerbong commuterline. Prakteknya, kursi prioritas selalu penuh dan saya cenderung malu dan tidak berani untuk meminta kursi kepada penumpang lain, hal ini karena perut saya masih rata dan tidak seperti orang hamil. Sehingga saya tetap berdiri sampai kurang lebih usia kandungan saya 16 minggu. Egois? sepertinya memang iya, tapi jika saya memang dalam keadaan yang payah dan kurang enak badan, saya memberanikan diri untuk meminta kursi prioritas tersebut, meskipun itu akhirnya membuat saya ciut karena lagi2 mereka melihat kearah perut saya.

Semenjak perut ini mulai membuncit, saya mulai percaya diri untuk mengambil hak saya untuk menggunakan kursi prioritas. Sebagai informasi, kursi prioritas di tiap ujung gerbong adalah diperuntukkan untuk ibu hamil, lansia, difabel, dan bagi yang membawa balita. Banyak pengalaman lucu yang saya alami dalam meminta kursi prioritas.



Secara wajar, kursi tersebut sudah ada fungsi dan peruntukannya, maka seharusnya bagi yang memang tidak berhak untuk menggunakan kursi tersebut diharapkan saat ada penumpang yang lebih diprioritaskan maka penumpang tersebut mempersilahkan. Tapi nyatanya tidak begitu untuk sebagian besar kasus. Berikut adalah contoh pengalaman yang saya dapatkan:

1. Saya bilang 'Ibu hamil' tapi tidak ada yang menjawab dan melihat saya. Kondisinya ada yang sedang asik main HP dan ada yang sedang tidur. Tidak gentar saya kembali menanyakan kepada penumpang yang duduk di prioritas yang kebetulan semua adalah wanita 'Mbak, maaf apa sedang hamil semua ya?' setelah saya menanyakan itu mbak tadi berdiri dan mempersilahkan saya.

2. Saat menunggu commuterline, saya sudah hafal dimana saya harus menunggu karena pintu yang saya naiki adalah yang dekat dengan bangku prioritas. Saya sengaja berdiri di paling depan dibelakang garis aman. Setelah ada peringatan bahwa commuterline yang akan saya naiki akan segera tiba di peron, seketika ada beberapa penumpang yang nyela dan memaksa berdiri di depan saya. Karena saya takut terdesak, saya mundur beberapa langkah. Melihat di commuterline kosong, dalam hati Alhamdulillah. setelah naik, ternyata penumpang tadi berebut menggunakan bangku prioritas.

3. Ini bukan pengalaman saya, melainkan pengalaman ibu hamil lain. Saat itu commuterline perjalanan dari dipo Depok ke Sudirman. Kebetulan bangku prioritas yang di area saya sudah penuh juga dengan ibu hamil. Ada 1 ibu hamil meminta bangku prioritas, namun karena kami semua hamil jadi tidak bisa. Ibu tersebut mencoba untuk meminta bangku bukan di bangku prioritas, namun ajaib ada yang bilang seperti ini 'Bu, itu jalan aja ke ujung sana, keretanya masih kosong kok'. Oke kesimpulannya adalah jangan pernah meminta bangku yang bukan di bangku prioritas, jika bangku prioritas penuh, lebih baik turun dan naik krl selanjutnya :')

4. Saya pun pernah mengalami hal yang saya ceritakan di poin 3, saya meminta di bangku prioritas namun tidak ada yang berdiri, saya kira memang semua hamil karena yang duduk semua cewek muda. Karena saat itu kereta sangat penuh jadi saya tidak memaksakan berjalan keujung gerbong mencari bangku prioritas. Saat itu saya elus2 perut sambil bilang dalam hati 'kuat ya nak' dan berdiri di dekat bangku prioritas sambil senderan di dinding gerbong. Tidak lama dari itu, salah satu mbak-mbak yang duduk di bangku prioritas di depan saya mempersilahkan duduk. Saya pun menolak dengan bilang 'gpp mbak, mbak juga hamil kan ya, atau sakit'. Mbak itu menjawab 'saya tidak hamil dan saya sehat kok mbak' :)

5. Sebagian orang juga banyak yang baik hati dengan langsung mempersilahkan saya duduk dan ikut mencarikan saya bangku prioritas. Alhamdulillah jika semua orang seperti beliau beliau.

Ya, begitulah sepenggal cerita pengalaman saya menggunakan commuterline. Tetap semangan Ibu hamil pekerja dan pengguna commuterline. Memang banyak orang yang sepertinya rasa simpati dan empati yang kurang, tapi setidaknya tanamkan dalam diri kita sendiri agar kita tidak menjadi orang yang seperti itu. Dalam benak saya, jika saya sudah melahirkan nanti, saya tidak akan merebut hak pengguna bangku prioritas dan senantiasa akan mengajarkan kepada anak saya nanti untuk selalu peduli dengan sekitar.

Senin, 21 Desember 2015

Your First Kick

Prakiraan usia kandungan adalah 18 weeks atau 4.5 bulan. Saya pun penasaran dan kemudian sering searching di google terkait 'pergerakan pertama kali janin dalam kandungan'. Banyak yang menginformasikan bahwa gerakan janin bisa mulai dirasakan antara 18-22 weeks bagi ibu dengan kehamilan pertama atau 16 weeks untuk di kehamilan kedua. Ini semua tergantung dengan kepekaan ibu dan ketebalan perut ibu.

Bagaimana rasanya pergerakan pertama kali? Informasinya sih seperti ada kupu-kupu, gelindingan bola dan ada sensasi 'geli'. Mendengar informasi tersebut, saya yakin kalau mungkin saat ini bukan waktu untuk saya merasakan janin bergerak sampai akhirnya saya selalu merasakan perut bagian bawah terasa seperti 'kedutan' berulang terutama saat sedang duduk atau saat akan tidur di malam hari. Setelah saya coba searching kembali, ternyata kedutan itu pun adalah sebagai tanda bahwa janin dalam rahim ibu sedang bergerak. Sejak saat itu setiap perut bawah berkedut, selalu saya coba tekan perut dengan halus atau saya usap dengan lembut dengan berbicara kepadanya. Allahualam apakah benar itu janin kita yang bergerak atau hanya aktivitas organ pencernaan. Namun dengan terasanya kedutan itu semakin membuat saya jatuh cinta dengannya :)

Sabtu, 21 Desember 2015 waktu saya menjenguk baby dan memastikan bahwa dia tumbuh dengan normal dan mendapatkan gizi yang sesuai. Bulan ini kandungan telah memasuki Trimester 2, dimana saat USG tidak hanya pengukuran panjang kepala sampai ekor janin (CRL) melainkan juga pengukuran lingkar kepala (BPD), dan panjang paha (FL). Selain 3 informasi itu juga ada pengukuran lingkar perut dan perkiraan berat janin (EFW). Dari hasil USG, CRL atau panjang janin konsisten namun pada lingkar kepala, panjang paha, dan prakiraan berat janin menunjukkan bahwa prakiraan usia kehamilan 18 s.d 19 weeks. Sejauh ini informasi dari SPOG adalah normal.

Pengukuran Panjang Kepala sampai Ekor
Pengukuran lingkar kepala dan panjang paha
InshaAllah bulan depan ingin menjadwalkan USG 4D di Sidoarjo, karena kebetulan jadwal nengok kakak bertepatan dengan jadwal block leave. InshaAllah saat itu kandungan berusia 22 minggu. Informasi dari teman yang berprofesi sebagai Bidan, usia kandungan 20 minggu adalah waktu yang tepat untuk melakukan USG 4 Dimensi. Screening segala macam kondisi janin inshaAllah akan terlihat lebih jelas. Semoga sehat terus ya nak :)