Selasa, 23 Februari 2016

Kursi Prioritas Commuterline Depok-Sudirman

Semenjak bulan Agustus 2016, saya dan suami pindah ke rumah baru kami di daerah Depok, Jawa Barat. Pertimbangan kami adalah sistem commuterline yang sudah stabil dan armada yang banyak. Opsi untuk naik kendaraan pribadi juga dapat dipertimbangkan meskipun akan memakan waktu yang lebih lama. Setiap harinya kami naik commuterline untuk perjalanan rumah sampai kantor begitu juga sebaliknya. Semenjak saya dinyatakan hamil menurut USG dan dokter SpOG, ada perasaan senang karena saya berhak untuk memakai kursi priositas yang lokasinya berada di ujung tiap gerbong commuterline. Prakteknya, kursi prioritas selalu penuh dan saya cenderung malu dan tidak berani untuk meminta kursi kepada penumpang lain, hal ini karena perut saya masih rata dan tidak seperti orang hamil. Sehingga saya tetap berdiri sampai kurang lebih usia kandungan saya 16 minggu. Egois? sepertinya memang iya, tapi jika saya memang dalam keadaan yang payah dan kurang enak badan, saya memberanikan diri untuk meminta kursi prioritas tersebut, meskipun itu akhirnya membuat saya ciut karena lagi2 mereka melihat kearah perut saya.

Semenjak perut ini mulai membuncit, saya mulai percaya diri untuk mengambil hak saya untuk menggunakan kursi prioritas. Sebagai informasi, kursi prioritas di tiap ujung gerbong adalah diperuntukkan untuk ibu hamil, lansia, difabel, dan bagi yang membawa balita. Banyak pengalaman lucu yang saya alami dalam meminta kursi prioritas.



Secara wajar, kursi tersebut sudah ada fungsi dan peruntukannya, maka seharusnya bagi yang memang tidak berhak untuk menggunakan kursi tersebut diharapkan saat ada penumpang yang lebih diprioritaskan maka penumpang tersebut mempersilahkan. Tapi nyatanya tidak begitu untuk sebagian besar kasus. Berikut adalah contoh pengalaman yang saya dapatkan:

1. Saya bilang 'Ibu hamil' tapi tidak ada yang menjawab dan melihat saya. Kondisinya ada yang sedang asik main HP dan ada yang sedang tidur. Tidak gentar saya kembali menanyakan kepada penumpang yang duduk di prioritas yang kebetulan semua adalah wanita 'Mbak, maaf apa sedang hamil semua ya?' setelah saya menanyakan itu mbak tadi berdiri dan mempersilahkan saya.

2. Saat menunggu commuterline, saya sudah hafal dimana saya harus menunggu karena pintu yang saya naiki adalah yang dekat dengan bangku prioritas. Saya sengaja berdiri di paling depan dibelakang garis aman. Setelah ada peringatan bahwa commuterline yang akan saya naiki akan segera tiba di peron, seketika ada beberapa penumpang yang nyela dan memaksa berdiri di depan saya. Karena saya takut terdesak, saya mundur beberapa langkah. Melihat di commuterline kosong, dalam hati Alhamdulillah. setelah naik, ternyata penumpang tadi berebut menggunakan bangku prioritas.

3. Ini bukan pengalaman saya, melainkan pengalaman ibu hamil lain. Saat itu commuterline perjalanan dari dipo Depok ke Sudirman. Kebetulan bangku prioritas yang di area saya sudah penuh juga dengan ibu hamil. Ada 1 ibu hamil meminta bangku prioritas, namun karena kami semua hamil jadi tidak bisa. Ibu tersebut mencoba untuk meminta bangku bukan di bangku prioritas, namun ajaib ada yang bilang seperti ini 'Bu, itu jalan aja ke ujung sana, keretanya masih kosong kok'. Oke kesimpulannya adalah jangan pernah meminta bangku yang bukan di bangku prioritas, jika bangku prioritas penuh, lebih baik turun dan naik krl selanjutnya :')

4. Saya pun pernah mengalami hal yang saya ceritakan di poin 3, saya meminta di bangku prioritas namun tidak ada yang berdiri, saya kira memang semua hamil karena yang duduk semua cewek muda. Karena saat itu kereta sangat penuh jadi saya tidak memaksakan berjalan keujung gerbong mencari bangku prioritas. Saat itu saya elus2 perut sambil bilang dalam hati 'kuat ya nak' dan berdiri di dekat bangku prioritas sambil senderan di dinding gerbong. Tidak lama dari itu, salah satu mbak-mbak yang duduk di bangku prioritas di depan saya mempersilahkan duduk. Saya pun menolak dengan bilang 'gpp mbak, mbak juga hamil kan ya, atau sakit'. Mbak itu menjawab 'saya tidak hamil dan saya sehat kok mbak' :)

5. Sebagian orang juga banyak yang baik hati dengan langsung mempersilahkan saya duduk dan ikut mencarikan saya bangku prioritas. Alhamdulillah jika semua orang seperti beliau beliau.

Ya, begitulah sepenggal cerita pengalaman saya menggunakan commuterline. Tetap semangan Ibu hamil pekerja dan pengguna commuterline. Memang banyak orang yang sepertinya rasa simpati dan empati yang kurang, tapi setidaknya tanamkan dalam diri kita sendiri agar kita tidak menjadi orang yang seperti itu. Dalam benak saya, jika saya sudah melahirkan nanti, saya tidak akan merebut hak pengguna bangku prioritas dan senantiasa akan mengajarkan kepada anak saya nanti untuk selalu peduli dengan sekitar.